PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK-ANAK USIA PRASEKOLAH (TK)
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang
berada dalam rentang usia 4 – 6 tahun,
yang
merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi
matang, dari sederhana
menjadi kompleks,
suatu
proses evolusi manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan
anak
adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan,
berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama
maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Proses pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun secara formal dapat ditempuh di taman kanak-kanak atau radiathul anfal. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan
untuk melaksanakan suatu
proses pembelajaran agar
anak
dapat mengembangkan potensi-potensinya sejak dini sehingga anak dapat berkembang
secara wajar sebagai seorang
anak. Melalui suatu proses
pembelajaran
sejak
usia dini, diharapkan anak tidak saja siap untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik-motorik, intelektual, sosial, dan emosi sesuai dengan tingkat usianya.
Membantu proses
pengembangan berbagai aspek perkembangan
anak perlu diawali dengan pemahaman tentang perkembangan anak, karena perkembangan anak
berbeda
dengan perkembangan
anak
remaja atau orang
dewasa. Anak memiliki karakteristik tersendiri dan anak memiliki dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu
dibekali pemahaman tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak. Dengan pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada anak yang
dibinanya.
Secara umum perkembangan
yang dialami seorang manusia sepanjang siklus hidupnya dibedakan ke dalam 5 bentuk.
Berikut ini akan dikaji 5 bentuk perkembangan yang terjadi pada masa awal
anak-anak (TK/RA).
a.
Perkembangan
Fisik dan Psikomotorik
Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak
berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa bayi. Namun demikian awal masa kana-kanak merupakan
masa pertumbuhan yang relatif seimbang dimana laju perkembangan berjalan secara
berirama. Seiring dengan
perkembangan fisik yang beranjak
matang, perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang cukup gesit dan lincah. Oleh
karena itu, usia
ini
merupakan masa yang
ideal untuk belajar keterampilan yang
berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, berenang, main bola dan atletik.
Perkembangan
fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses
belajar,
baik dalam
bidang
pengetahuan
maupun
keterampilan.
Dengan kata lain,
perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar anak nanti di
sekolah
dasar.
Pada
masa usia ini,
kematangan
perkembangan
motorik umumnya sudah mulai dicapai, karena itu
anak sudah mulai siap untuk menerima kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan.
1)
Perkembangan Fisik
·
Pertambahan tinggi badan setiap tahunnya
rata-rata 3 inci. Pada usia 6 tahun tinggi anak rata-rata 46,8 inci.
·
Pertambahan berat badan setiap tahunnya
rata-rata 3 – 5 pon. Pada usia 6 tahun berat anak harus kurang lebih 7 kali
berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5 pon dan anak
laki-laki 49 pon.
·
Perbandingan tubuh sangat berubah dan
penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih
jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh
berangsur-angsur berkurang. Dan tubuh cenderung berbentuk kerucut dengan perut
yang rata (tidak buncit), dada yang lebih bidang dan rata, dan bahu lebihy luas
dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus, tangan dan
kaki tumbuh lebih besar.
·
Perbedaan dalam postur tubuh untuk
pertama kali tampak jelas dalam awal kanak-kanak. Ada yang posturnya gemuk lembek
atau endomorfik, ada yang kuat berotot atau mesomorfik, dan ada lagi yang
relative kurus atau ektomorfik.
·
Tingkat pengerasan otot bervariasi pada
bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih
besar, lebih kuat, dan lebih berat, sehingga anak tampak lebih kurus meskipun
beratnya bertambah. Hal yang sama juga terjadi pada tulang.
·
Anak-anak yang cenderung bertubuh
endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya daripada jaringan otot, yang
cenderung mesomorfik mempunyai jaringan otot lebih banyak daripada jaringan
lemak, dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot yang kecil dan sedikit
jaringan lemak.
·
Selama 4 – 6 bulan pertama dari masa
awal anak-anak 4 gigi bayi yang terakhir – geraham belakang – muncul. Selama
setengah tahun terakhir gigi bayi mulai tanggal diganti dengam gigi tetap. Yang
mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi sari
tengah. Bila masa awal anak-anak berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau
dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi tetap akan muncul.
2)
Perkembangan Psikomotorik
Perilaku motorik
memerlukan adanya koordinasi fungsional antara neuromuscular system
(persyaratan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif dan konatit).
Prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik
ialah bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang
kompleks, dan dari yang kasar dan global menjadi spesifik tetapi
terkoordinasikan. Karakteristik perkembangan psikomotorik anak-anak usia TK
diantaranya sebagai berikut.
·
Pada usia 3 tahun anak sudah mampu
berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat 15 – 24 inchi,
dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dapat berdiri dengan berganti kaki, dapat
berjingkrak.
·
Pada usia 4 tahun anak lebih efektif
mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat 24 – 33
inchi, dapat menuruni tangga dengan berganti kaki, dapat melakukan jingkrak 4
sampai 6 langkah dengan satu kaki.
·
Pada usia 5 tahun anak sudah mampu
melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat
28 – 36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan dan berganti kaki, dapat
melakukan jingkrak dengan sangat mudah.
Awal masa kanak-kanak
inilah masa yang ideal untuk mempelajari berbagai bentuk keterampilan tertentu
mengingat perkembangan psikomotorik anak mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Apabila anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan tertentu
maka mereka dimungkinkan tidak memiliki keterampilan dasar yang dimiliki teman
sebayanya dan juga tidak memiliki motivasi untuk mempelajari bentuk-bentuk
keterampilan yang lain.
b.
Perkembangan
Kognitif
Intelektual merupakan salah
satu aspek yang harus dikembangkan pada anak. Intelektual sering kali disamakan dengan kognitif, karena proses intelektual banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki anak dan berkenaan dengan
bagaimana
anak menggunakan
kemampuan
berfikirnya
untuk memecahkan persoalan.
Dalam kehidupannya mungkin saja anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu persoalan merupakan langkah yang lebih
kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari cara penyelesaiannya.
Perkembangan
intelektual atau perkembangan kognitif dapat dipandang sebagai suatu perubahan
dari suatu keadaan seimbang ke dalam keseimbangan baru. Setiap tahap
perkembangan kognitif mempunyai bentuk keseimbangan tertentu sebagai fungsi
dari kemampuan memecahkan masalah pada tahap itu. Anak membangun teori
berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Saat anak menemukan benda atau
peristiwa baru, anak berupaya untuk
memahaminya berdasarkan teori yang telah dimilikinya.
Anak-anak usia TK
berdasarkan penggolongan perkembangan kognitif Piaget berada pada tahap
praoperasional. Anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan
gambar-gamba. Kata-kata dan gambar-gambar ini menunjukkan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dan tindakan fisik.
c.
Perkembangan
Moral
Perkembangan moral pada
awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah, karena perkembangan
intelektualnya belum mencapai titik dimana ia dapat menerapkan prinsip-prinsip
abstrak tentang benar dan salah. Karena tidak mengerti tentang masalah standar
moral, anak-anak harus belajar berperilaku moral dalam berbagai situasi.
Anak-anak pada umumnya hanya belajar bagaimana
bertindak tanpa mengetahui mengapa.
Dalam tahap
perkembangan moral ini, anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan
tanpa berpikir ataupun menilainya, dan mereka juga menganggap orang dewasa yang
berkuasa sebagai mahakuasa. Anak-anak menilai semua perbuatan sebagai tindakan
yang benar atau salah berdasarkan akibat yang diterima dari tindakan tersebut.
Menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan yang “salah” adalah yang
mengakibatkan hukuman. Pada masa kanak-kanak, mereka belum mengembangkan hati
nurani sehingga mereka tidak merasa bersalah atau malu bila melakukan suatu
tindakan yang salah, malahan mereka takut dihukum atau mereka berusaha
membenarkan tindakannya untuk menghindari hukuman
d.
Perkembangan
Bahasa
Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup
semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat atau gerak dengan menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan. Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia, alam sekitar,
ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.
Pada usia 1 tahun, selaput otak untuk pendengaran membentuk kata-kata, mulai
saling berhubungan. Anak sejak usia 2 tahun sudah banyak mendengar kata-kata atau
memiliki kosa kata
yang luas. Gangguan pendengaran dapat membuat kemampuan anak untuk mencocokkan suara dengan huruf menjadi terlambat.
Bahasa anak mulai menjadi bahasa orang dewasa setelah anak mencapai usia 3 tahun. Pada
saat itu ia sudah mengetahui perbedaan antara saya, kamu dan kita.
Pada usia
4-6
tahun
kemampuan berbahasa
anak akan
berkembang
sejalan
dengan rasa ingin tahu serta sikap antusias yang tinggi, sehingga timbul pertanyaan- pertanyaan dari anak dengan kemampuan bahasanya. Kemampuan berbahasa juga akan
terus
berkembang sejalan
dengan intensitas anak
pada
teman sebayanya. Hal
ini
mengimplikasikan perlunya anak memiliki kesempatan yang luas dalam menentukan
sosialisasi dengan teman-temannya. Dengan memperlihatkan suatu minat yang meningkat terhadap aspek-aspek fungsional bahasa tulis, ia senang mengenal kata-kata yang menarik baginya dan mencoba menulis kata yang sering
ditemukan. Anak juga senang belajar
menulis
namanya
sendiri atau kata-kata yang berhubungan dengan sesuatu yang bermakna baginya.
Antara usia 4 dan 5 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari empat sampai lima kata. Mereka juga mampu menggunakan kata depan seperti di bawah, di dalam, di atas dan di samping. Mereka
lebih banyak menggunakan kata kerja daripada kata benda.
Antara 5 dan 6 tahun, kalimat anak sudah terdiri dari enam sampai delapan kata. Mereka juga sudah dapat
menjelaskan arti
kata-kata yang sederhana, dan
juga
mengetahui lawan kata. Mereka juga dapat menggunakan kata penghubung, kata depan dan kata sandang.
Pada masa akhir
usia prasekolah anak umumnya
sudah
mampu berkata-kata
sederhana dan berbahasa sederhana, cara bicara mereka telah lancar, dapat dimengerti dan cukup mengikuti tata
bahasa walaupun masih melakukan kesalahan berbahasa.
e.
Perkembangan
Sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru,
orang tua
maupun
saudara-saudaranya. Di
dalam hubungan dengan
orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam
kehidupannya yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya.
Sejak
kecil anak
telah
belajar cara berperilaku sosial
sesuai dengan harapan
orang-orang
yang
paling dekat
dengannya, yaitu dengan ibu, ayah, saudara,
dan anggota keluarga yang lain. Apa yang telah
dipelajari anak dari lingkungan keluarganya
turut mempengaruhi
pembentukan perilaku sosialnya.
Perilaku yang ditunjukkan anak dapat berbeda tergantung dengan siapa anak berhadapan. kehadiran orang lain dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada tiap-tiap anak. Perbedaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: persepsi
anak
yang menjadi
anggota kelompok, lingkungan tempat terjadinya interaksi dan pola kepemimpinan yang berlaku.
Pola perilaku sosial menurut Elizabeth. B. Hurlock (1978:239)
terbagi atas dua
kelompok, yaitu pola perilaku sosial dan pola perilaku tidak sosial. Pola perilaku yang termasuk dalam
perilaku sosial adalah mampu bekerja sama, dapat bersaing secara positif, mampu berbagi pada yang lain, memiliki hasrat terhadap penerimaan sosial,
simpati, empati, mampu bergantung secara positif pada orang lain, bersikap ramah, tidak mementingkan diri sendiri, mampu meniru hal-hal
positif, dan memiliki perilaku kelekatan (attachment behavior) yang baik.
Sedangkan
perilaku yang
tidak sosial
ditandai
dengan
negativisme,
agresi,
pertengkaran,
mengejek
dan menggertak, sok berkuasa, egosentrisme, berprasangka dan antagonisme jenis kelamin.
Hubungan antara anak dengan teman sebaya merupakan bagian dari interaksi sosial yang
dilakukan anak dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakatnya.
Anak-anak perlu
belajar memperoleh kepuasan
yang
lebih banyak
dari
kehidupan sosial
bersama teman
sebayanya.
Proses
pembelajaran dalam
kelompok
sebaya merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara-cara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat, anak belajar
memberi dan menerima., belajar berteman dan bekerja. Ia belajar bagaimana
memperlakukan
teman-temannya, ia belajar
apa yang disebut dengan bermain jujur.
Pergaulan sosial merupakan pengalaman hidup yang kaya dan alami bagi anak sehingga dapat mendorong segenap aspek perkembangan anak secara lebih terintegrasi dan menyeluruh.
Aktivatas kehidupan anak pada tingkat perkembangan
sosial usia prasekolah yang berlangsung antara umur lima sampai dengan enam
tahun kebanyakan bukan lagi dalam rumah bersama orangtua dan
saudara-saudaranya, tetapi di luar rumah dengan teman sebaya dan bahkan dengan
orang dewasa lainnya. Pada saat ini anak akan memasuki sekolah, oleh karena
itu, hubungan sosial dengan teman sebaya makin bertambah luas.
Pada masa ini perhatian anak terhadap teman sebaya
sangat tinggi. Anak sangat membutuhkan untuk diterima oleh kelompok teman
sebaya, terutama kelompok yang dipandang bergengsi.
Comments
Post a Comment