Life Long Education
Pengertian Life Long Education
Pendidikan seumur hidup
bukan suatu sistem pendidikan yang berstruktur, melainkan suatu prinsip yang menjadi
dasar dan
menjiwai seluruh organisasi sistem pendidikan yang ada. Dalam kenyataan hidup
dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa hakikatnya orang belajar seumur hidup,
meskipun dengan cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama.
Menurut Cropley life long
education diartikan dengan tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
perstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan perstrukturan ini
diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai
yang paling tua.
Pendidikan sepanjang hayat (life long
education) menyatakan bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi
dewasa, tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat menjadi semakin tinggi
urgensinya pada saat ini karena manusia terus menerus menyesuaikan diri supaya
dapat tetap hidup secara wajar dalam
lingkungan masyarakat yang selalu berubah. Sisi lain pendidikan sepanjang hayat
adalah peluang yang luas bagi seseorang untuk terus belajar
agar dapat meraih keadaan kehidupan yang lebih baik. Ciri-ciri manusia yang menjadi pelajar sepanjang hayat
:
v Sadar bahwa dirinya harus belajar sepanjang hayat.
v Memiliki pandangan bahwa belajar hal-hal yang baru
merupakan cara logis untuk mengatasi masalah.
v Bersemangat tinggi untuk belajar pada semua level.
v Menyambut baik perubahan (open minded).
v Percaya
bahwa tantangan sepanjang hidup adalah peluang untuk belajar hal baru.
Jadi, pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup berlangsung
secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya
dilakukan seorang yang terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
Komponen
Life Long Education
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Komponen pendidikan menentukan berjalan atau tidaknya suatu sistem
pendidikan. Sebuah
sistem operasional pendidikan seumur
hidup mencakup beberapa komponen-komponen:
a. Tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup.
b. Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup.
c. Prinsip-prinsip pembimbing untuk
pengembangan sistem pendidikan seumur
hidup.
d. Bentuk-bentuk belajar, yang terdiri
atas pendidikan umum yang
berlangsung secara formal dan non formal dan pendidikan profesional yang berlangsung secara formal dan non
formal.
Tujuan Life Long Education
Tujuan
pendidikan merupakan suatu hal yang ingin di capai oleh kegiatan pendidikan.
Sebagaimana kita tahu bahwa setiap polah tingkah manusia baik yang disadari
ataupun tidak tentu ada tujuannya. Sistem pendidikan seumur hidup memliki beberapa tujuan,
diantaranya :
v Mengembangkan potensi kepribadian
manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya
seoptimal mungkin.
v Dengan mengingat proses pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan
wajar berlangsung seumur hidup.
Konsep
Life Long Education
Konsep pendidikan seumur hidup, sebenarnya
sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman kezaman.
Apalagi bagi umat islam, jauh sebelum orang-orang barat mengangkatnya, Islam
sudah mengenal pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits
nabi SAW yang berbunyi
اطلب العلم من المهد الى اللحد
Artinya
: tuntutlah ilmu dari buaian sampai
meninggal dunia.
Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bemula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Dalam kenyataan hidup sehari-hari
dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakikatnya orang belajar sepanjang
hidup. Singkatnya tidak ada batas usia yang menunjukkan tidak mungkinnya dan
tidak dapatnya orang belajar. Seorang petani tua berusaha mencari tahu mengenai
cara-cara baru dalam bercocok tanam, memberantas hama, dan pemasaran hasil yang
menguntungkan, itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi oleh usia.
Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai
kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untuk mempertahankan hidup dan
kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam
sekitar, yang selalu berubah. Sepanjang hidupnya manusia dituntut untuk mampu
menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri
dan kemajuan zaman.
Pendidikan sepanjang hayat yang dalam prakteknya telah
lama berlangsung secara alamiah dalam kehidupan manusia itu dalam perjalanannya
menjadi pudar, disebabkan oleh semakin kukuhnya kedudukan sistem pendidikan
persekolahan di tengah-tengah masyarakat. Sistem pendidikan persekolahan yang
polanya telah mentradisi membentuk masyarakat tersendiri dan memisahkan diri
dari lingkungan masyarakat luas. Sekolah membentuk masyarakat khusus yang mempersiapkan
diri untuk kehidupan di hari depan, bukan kehidupan sekarang ini, dengan
membekali diri berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan menurut porsi yang
telah ditetapkan dengan keyakinan bahwa bekal tersebut pasti cocok dengan
tuntutan zaman. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat selalu berubah dengan
membawa tuntutan-tuntutan baru. Bekal yang telah dipersiapkan secara baku pada
saat seseorang ditempa di sekolah tidak selalu sesuai dengan kebutuhan di
lapangan yang nantinya akan diterjuni.
Konsepsi
Life Long Education di Indonesia
Untuk Indonesia sendiri, konsepsi
pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan Negara (
Tap MPR No. IV / MPR / 1970 dan Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN) yang menetapkan
prinsip-prinsip pembangunan nasional antara lain :
1.
Pembangunan
nasional dilaksanakan dalam rangka prmbangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka panjang).
2.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga),
sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan).
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003,
penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1)
yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Jadi
dapat pula dikatakan bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu
jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan
sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.
Sedangkan jalur pendidikan luar
sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang
berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap kepribadian hidup.
Pendidikan
informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur
pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya
yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan
dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
kepada anggota keluarganya yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk
mengembangkan kemampuan dirinya dengan belajar pada setiap saat dalam
perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.
Dasar-dasar
Pemikiran Life Long Education
Di era yang semakin modern seperti sekarang ini,
kebutuhan akan pendidikan dirasa semakin sangat penting. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk senantiasa belajar, oleh
karenanya muncul konsep pendidikan life long education yang menjamin
setiap manusia untuk bisa belajar sepanjang hidupnya. Berikut beberapa alasan
mengenai urgensi pendidikan sepanjang hayat dilihat dari beberapa tinjauan.
a. Tinjauan
Ideologis
Setiap
manusia hidup mempunyai hak asasi yang sama dalam hal pengembangan diri, untuk
mendapatkan pendidikan seumur hidup untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan hidup. Dengan adanya pendidikan seumur hidup maka waktu manusia
belajar dan mengembangkan potensi akan semakin panjang. Menjadi suatu
kewajiban penguasa maupun tokoh masyarakat untuk menyelamatkan rakyat dari
bahaya kebodohan dan kemelaratan.
b. Tinjauan
Ekonomis
Salah satu cara keluar dari
lingkaran kebodohan dan kemelaratan adalah dengan cara pendidikan seumur hidup. Dengan pendidikan seumur hidup seorang
manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan dan keterampilan dimana hal ini
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang. Pendidikan
seumur hidup dalam tinjauan ekonomi memungkinkan seseorang untuk :
v Meningkatkan
produktivitasnya.
v Memelihara
dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
v Memungkinkan
hidup dalam lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
v Memiliki
motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak secara tepat sehingga peranan pendidikan dalam keluarga
menjadi sangat besar dan penting.
c. Tinjauan
Sosiologis
Salah satu masalah pendidikan di negara berkembang adalah
pemborosan yang disebabkan oleh sebagian orang tua yang
menyekolahkan anak-anaknya di lembaga pendidikan yang mahal sedangkan anak-anak
yang disekolahkan tidak serius dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu pendidikan seumur hidup bagi orang tua
merupakan pemecahan masalah pendidikan
bagi anak-anaknya. Dengan orang tua belajar
maka anak-anak bisa menirunya dan serius dalam bersekolah.
d. Tinjauan Politis
Pada negara demokrasi hendaknya
seluruh rakyat menyadari pentingnya hak-hak kewajibannya disamping
memahami fungsi pemerintahan. Karena itu, pendidikan perlu
diberikan kepada semua orang karena maju tidaknya suatu negara juga
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan warga negaranya. Setiap warga
negara yang hidup di suatu negara perlu mempelajari apa saja terkait dengan
bangsa dan negaranya selama hidupnya, karena di bawah negaralah mereka
memperoleh perlindungan.
e. Tinjauan
Filosofis
Pendidikan
seumur hidup secara filosofi akan memberikan dasar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya akan selalu ada
perubahan-perubahan dan semua itu perlu dipelajari oleh semua rakyat, disinilah
terlihat peran pendidikan sepanjang hayat.
f. Tinjauan
Teknologis
Semakin
maju jaman semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus belajar agar bisa
bertahan hidup. Selain itu dengan
teknologi maka pendidikan seumur hidup akan semakin mudah. Begitu pula
sebaliknya. Dengan
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, para pemimpin, teknisi, guru dan
sarjana dari berbagai disiplin ilmu senantiasa menyesuaikan perkembangan ilmu
teknologi untuk menambah pengetahuan disamping ketrampilannya.
g. Tinjauan
Psikologis dan Paedagogis
Pendidikan
pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu pengembangan personal sepanjang
hidup yang disebut development. Konseptualisasi pendidikan seumur hidup
merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu yang akan belajar seumur
hidup agar lebuh bernilai bagi masyarakat. Tidak dipungkiri lagi bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh besar terhadap pendidikan khususnya konsep teknik
penyampaiannya karena perkembangan ilmu dan teknologi makin luas dan komplek,
maka tidak mungkin segalanya itu dapat diajarkan kepada anak di sekolah. Maka
dewasa ini, tugas pendidikan
formal yang utama adalah bagaimana mengajarkan cara belajar, menanamkan
motifasi yang kuat kepada anak untuk belajar terus sepanjang hayatnya. Dan
untuk memberikan ketrampilan itu semua, perlu diciptakan kondisi yang merupakan
penerapan life long education.
h. Tinjauan Etis
Terselengaranya
pendidikan seumur hidup secara meluas dikalangan masyarakat dapat menciptakan
iklim lingkungan yang memungkinkan terwujudnya keadilan sosial. Masyarakat luas
dengan berbagai stratanya merasakan adanya persamaan kesempatan memperoleh
pendidikan. Selanjutnya berarti pula persamaan sosial, ekonomi, dan politik.
Dengan terselenggaranya pendidikan seumur hidup yang lebih baik akan membuka
peluang bagi perkembangan nasional untuk mencapai tingkat persamaan
internasional. Pendidikan seumur hidup pada prinsipnya dapat mengeliminasi
peranan sekolah sebagai alat untuk melestarikan ketidakadilan sosial.
Implikasi Konsep Life Long Education
Dengan diterimanya konsep pendidikan seumur hidup sebagai
konsep dasar pendidikan maka berarti sifat kodrati pendidikan, yaitu upaya
memperoleh bekal untuk mengatasi masalah hidup sepanjang hidup lebih menembus
dan menjiwai penyelenggaraan semua sistem pendidikan yang ada, yang sudah
melembaga maupun yang belum. Pendidikan berlangsung dari masa bayi sampai
dengan pendidikan diri sendiri pada masa manula. Seperti telah dijelaskan
terdapat ciri-ciri khas pendidikan seumur hidup yang diharapkan menjiwai
pendidikan masa kini dan pada masa mendatang.
Ciri-ciri pendidikan sepanjang hayat yang dimaksud adalah
:
a.
Pendidikan sepanjang hayat menghilangkan tembok pemisah
antara sekolah dan lingkungan kehidupan nyata di luar sekolah.
b.
Pendidikan sepanjang hayat menempatkan kegiatan belajar
sebagai bagian integral dari proses hidup yang berkesinambungan.
c.
Pendidikan sepanjang hayat lebih mengutamakan pembekalan
sikap dan metode daripada isi pendidikan karena isi pendidikan bersifat statis
dan senantiasa berubah.
d.
Pendidikan sepanjang hayat menempatkan peserta didik
sebagai individu yang menjadi pelaku utama di dalam proses pendidikan yang
mengarah kepada pendidikan diri sendiri (self education) dan sejalan
dengan penciptaan masyarakat gemar belajar (learning society).
Implikasi sendiri diartikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi dari suatu keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Menurut
W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi
pendidikan seumur hidup pada adalah :
a.
Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Pendidikan
baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun negara
berkembang. Realisasi baca tulis fungsional meliputi : 1) Memberikan kecakapan
membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak didik. 2) Menyediakan
bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan
yang telah dimilikinya tersebut.
b.
Pendidikan Vokasional
Pendidikan
vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar batas
usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka
‘apprentice ship training’ merupakan
salah satu program dalam pendidikan seumur hidup. Namun pendidikan vokasional
tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas tetapi tetap dilaksanakan secara
kontinu.
c.
Pendidikan Profesional
Sebagai
realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built in mechanism yang memungkinkan
golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan perubahan menyangkut
metodologi, perlengkapan, terminology dan sikap profesionalnya.
d.
Pendidikan ke Arah Perubahan dan
Pembangunan
Pendidikan
bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari asa
pendidikan seumur hidup.
e.
Pendidikan Kewarganegaraan dan
Kedewasaan Politik
Pendidikan
seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun
pimpinan. Sebagai rakyat perlu mengetahui hak dan kewajiban sedangkan sebagai
pemerintah perlu tahu tugas-tugas dan wewenangnya.
Menurunnya posisi
penting keluarga sebagai lembaga pendidikan, pergeseran peran remaja, dan orang
dewasa, hubungan sosial pekerja dan pemimpin, meningkatnya emansipasi wanita
dan berubahnya konsepso pria sebagai pencari nafkah semuanya membawa implikasi
pada keharusan akan perlunya penyesuaian diri dari kedua belah pihak dalam
menghadapi kemajuan. Untuk itu perlu adanya model baru pelayanan yang dapat
membekali semua pihak untuk secara terus menerus menggalang diri guna mengatasi
tantangan zaman. Model pelayanan yang dimaksud adalah pendidikan sepanjang
hayat.
Arah
Life Long Education
Pada umumnya pendidikan sepanjang
hayat diarahkan pada orang-orang dewasa dan pada anak-anak dalam rangka
penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang sangat dibutuhkan di dalam
pendidikan.
a.
Pendidikan sepanjang hayat kepada orang dewasa.
Sebagai generasi penerus, kaum muda
atau dewasa membutuhkan pendidikan sepanjang hayat ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntutan
hidup mereka sepanjang masa. Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan
baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan keterampilan bagi para pekerja,
sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan persoalan-persoalan penting
yang merupakan kuncu keberhasilan.
b.
Pendidikan sepanjang hayat bagi anak
Pendidikan sepanjang hayat bagi
anak, merupakan sisi lain yang perlu memperoleh perhatian dan pemenuhan oleh
karena anak akan menjadi “tempat awal” bagi orang dewasa nantinya dengan segala
kelebihan dan kekurangannya.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
Program kegiatan disusun mulai dari peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar, berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
v Literatur Buku
Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo. 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 1998. Pengantar
Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ihsan, Fuad. 2003. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
v Literatur Internet
Izin copas 🙏 bagian tertentu
ReplyDelete